|
AREMANIA selalu setia mendukung Tim kebanggaan "AREMA INDONESIA" |
Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (
suporter) klub
sepak bola Arema Malang.
Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi PS Arema Malang
melainkan berdiri sendiri sebagai simpatisan pendukung Arema. Oleh
karena itu Aremania selalu mandiri dalam segala urusan dan
pembiayaannya.
Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam "masa kelam" di mana
setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan
terjadi kerusuhan. Pernah terjadi setiap kendaraan yang berplat nomor
"L" (dari
Kota Surabaya) pasti dirusak.
Sampai saat ini, apabila
Persebaya bertanding ke
Malang,
mereka tidak pernah mengirim suporternya, begitu pula jika Arema
bertandang ke Surabaya. Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa
mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit
(chauvinisme lokal), Aremania mulai berbenah diri dan mulai mengubah
imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tapi juga atraktif.
Aremania termasuk suporter paling loyal di Indonesia. Di setiap
pertandingan, entah di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania
selalu mendukung tim kesayangannya. Mereka tidak pernah peduli timnya
menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka
dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik.
Penghargaan yang pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah
The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000 Oleh Ketum Agum Gumelar. dan
The Best Suporter pada
Copa Indonesia II tahun
2006.
Aremania dan Kota Malang
Dari catatan
Kompas, sebelum
Arema lahir sebagian kawula muda
Kota Malang
tersekat dalam pelbagai geng. Misalnya, Argom (Armada Gombal), Prem
(Persatuan Residivis Malang), Saga (Sumbersari Anak Ganas), Van Halen
(Vederasi Anak Nakal Halangan Enteng), Arpanja (Arek Panjaitan), Arnak
(Armada Nakal ), Anker (Anak Keras), GAS (Gabungan Anak Setan), Aregrek
(Arek Gang Gereja Kayutangan), Ermera, Arpol. Kegiatan geng-geng ini
cenderung pada hal-hal negatif. Misalnya kubam (mabuk-mabukan), ngisruh
(membuat kerusuhan), nggelek (narkoba), tawuran, kriminalitas. Sebagian
geng juga dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Hingga kini,
masih dikenang nama-nama tokoh geng legendaris seperti Fauzi alias Gozi,
Si Nyawa Rangkap Tamin, Hanafi, Joni Mangi, Mariso, Birowo. Sebagian
dari mereka hilang saat musim penembakan misterius (
petrus) di tahun
1980-an. Setelah lahir
Arema, kawula muda itu mulai berimpun dalam
Aremania dan meninggalkan kehidupan geng. Dengan jargon "salam satu jiwa Arema", mereka membangun persaudaraan.
Aremania saat ini
Aremania benar-benar atraktif,
sportif dan kreatif. Pertandingan Arema itu telah aman dan nyaman untuk
ditonton oleh semua kalangan. bahkan dengan kaum hawa yang dulunya takut
untuk menonton pertandingan bola, sekarang mereka telah dengan aktif
untuk turut serta memberikan dukungan kepada Arema kala bertanding. Kaum
hawa telah membentuk kelompok supporter sendiri dalam mendukung
Arema, yaitu
Aremanita. Dan hal ini pula yang menjadikan
Arema
sebagai voulentir yang mempunyai kelompok supporter dari kalangan kaum
hawa yang pada akhirnya dicontoh oleh kelompok-kelompok supporter dari
klub bola yang lain. Seperti The Jak Angel, Bonita dan lain2. Lagipula
Aremania itu sekarang menjadi sesuatu yang khas
Malang. Walaupun
Aremania benar-benar meniru sesuatu yang telah ada di
Eropa peniruan itu telah disesuaikan dengan konteks
Malang sendiri.
Kerusuhan pada 8 Besar Liga Indonesia 2007
Pada babak 8 Besar
Divisi Utama Liga Indonesia 2007, Aremania bertindak
anarkis, kala Arema bertanding melawan
Persiwa Wamena
pada 16 Januari 2008. Pertandingan harus dihentikan pada menit ke-71
saat Persiwa unggul 2-1 dari Arema. Para Aremania yang tidak puas dengan
kepemimpinan wasit turun ke lapangan dan merusak
Stadion Brawijaya. Akibatnya Aremania dihukum pelarangan mengenakan atribut saat mendukung Arema selama dua tahun dan dilarang medukung
Arema
ketika di luar kandang. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan
dapat dipatuhi selama dua tahun. Selama dua tahun tersebut Aremania
hanya memakai baju hitam dan bendera merah putih selama menonton
pertandingan.
Rekor tur terbanyak
Setelah hukuman Aremania selesai, Aremania turut membawa Arema juara
pada Indonesian Super League 2010. Pada Indonesian Super League 2010,
Aremania menjadi supporter yang melakukan tur dengan jumlah paling
besar. sekitar 50.000 Aremania yang datang ke Jakarta. Sebagian besar
diantaranya menggunakan moda angkutan berupa kereta api, bus, dan
kendaraan pribadi. Ini masih ditambah sekitar 7000-10000 Aremania yang
tersebar di wilayah Jabodetabek. sekitar 40.000 Aremania berhasil
memasuki stadion dengan memegang tiket yang telah dibeli sebelumnya,
ribuan Aremania lain terpaksa berada di shuttle ban bahkan ribuan
lainnya berada di luar stadion karena tidak dapat masuk stadion.
Aremania menempati sektor 13 sampai 24 stadion utama
Gelora Bung Karno sementara pendukung tuan rumah
The Jakmania berada di sektor 1 sampai 12.